Seijin no Hi: Tradisi Hari Kedewasaan Pemuda Jepang yang Sarat Makna
Seijin no Hi: Tradisi Hari Kedewasaan Pemuda Jepang yang Sarat Makna

VESTEL-USA.COM – Seijin no Hi, atau Hari Kedewasaan, adalah salah satu perayaan penting di Jepang yang ditujukan untuk menghormati para pemuda dan pemudi yang baru menginjak usia dewasa. Biasanya, perayaan ini diadakan setiap hari Senin minggu kedua bulan Januari. Pada hari ini, masyarakat server jepang slot Jepang merayakan momen penting dalam kehidupan seseorang—peralihan dari masa remaja menuju kedewasaan.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Heian (794–1185). Dahulu, upacara kedewasaan dilakukan dengan mengganti pakaian dan gaya rambut sebagai simbol bahwa seseorang telah siap memikul tanggung jawab sebagai orang dewasa. Namun, sejak tahun 1948, pemerintah Jepang menetapkan Seijin no Hi sebagai hari libur nasional agar seluruh warga bisa turut merayakannya.

Upacara Resmi dan Pakaian Tradisional

Pada perayaan Seijin no Hi, pemerintah daerah biasanya mengadakan upacara resmi yang disebut Seijin-shiki. Acara ini diadakan di balai kota atau aula publik, dan dihadiri oleh para pemuda berusia 20 tahun. Usia 20 tahun di Jepang dianggap sebagai tanda seseorang sudah sah secara hukum untuk melakukan berbagai hal penting, seperti memilih, menikah tanpa izin orang tua, dan mengonsumsi alkohol.

Para peserta laki-laki biasanya mengenakan hakama atau setelan jas formal, sedangkan perempuan memakai furisode, yaitu kimono berlengan panjang yang indah dan berwarna cerah. Bagi banyak wanita muda Jepang, momen ini sangat istimewa karena mereka bisa mengenakan furisode dan berfoto bersama teman-teman sekolah atau keluarga.

Makna Sosial dan Emosional di Balik Perayaan

Lebih dari sekadar acara seremonial, Seijin no Hi memiliki makna sosial yang mendalam. Upacara ini menjadi simbol tanggung jawab, kemandirian, dan rasa hormat terhadap masyarakat. Pemuda yang baru dewasa diingatkan agar berperan aktif dalam kehidupan sosial dan menjaga nilai-nilai budaya Jepang.

Selain itu, Seijin no Hi juga menjadi ajang reuni bagi teman-teman lama. Setelah menghadiri upacara resmi, biasanya para peserta melanjutkan dengan makan bersama atau menghadiri pesta kecil. Momen ini menjadi kesempatan untuk mengenang masa sekolah sekaligus merayakan awal babak baru dalam hidup.

Seijin no Hi di Era Modern

Dalam era modern, makna Seijin no Hi tetap dijaga meski ada beberapa perubahan dalam cara perayaannya. Di kota besar seperti Tokyo atau Osaka, banyak anak muda memilih mengenakan kimono modern atau bahkan pakaian barat. Sementara itu, di daerah pedesaan, tradisi klasik masih dijalankan dengan penuh kekhidmatan.

Media sosial juga berperan besar dalam memperluas makna hari ini. Banyak pemuda Jepang membagikan foto Seijin no Hi mereka di platform seperti Instagram dan X (Twitter), menunjukkan kebanggaan serta identitas budaya mereka kepada dunia.

By admin