Link Slot : slot depo 5k

Banyak orang mengira saraf terjepit hanya menyerang lansia. Padahal, kondisi ini bisa menimpa siapa saja, termasuk usia produktif. Aktivitas sehari-hari yang tampak sepele bisa memicu tekanan berlebih pada saraf, dan jika kamu abaikan, dampaknya bisa serius.

Saraf terjepit terjadi saat jaringan di sekitar saraf—seperti otot, tendon, atau tulang—menekan saraf secara tidak normal. Tekanan ini bisa menyebabkan nyeri tajam, kesemutan, hingga kelemahan otot. Area yang paling sering terdampak meliputi leher, punggung bawah, dan tangan.

Kamu bisa mengalami saraf terjepit karena duduk terlalu lama, postur tubuh yang buruk, mengangkat beban berat secara tidak benar, atau bahkan tidur dengan posisi yang salah. Kebiasaan kerja di depan komputer berjam-jam juga menjadi faktor risiko yang sering tidak disadari.

Untuk mencegahnya, kamu perlu menjaga postur tubuh saat duduk dan berdiri. Luruskan punggung, atur tinggi kursi kerja, dan pastikan posisi leher tidak membungkuk. Selain itu, biasakan melakukan peregangan ringan setiap satu hingga dua jam jika kamu bekerja dalam posisi statis.

Olahraga teratur seperti yoga, pilates, atau berenang juga bisa membantu menjaga fleksibilitas otot dan sendi. Jangan lupa untuk memperkuat otot inti (core) agar tulang belakang tetap stabil dan tidak mudah mengalami tekanan.

Jika kamu mulai merasakan gejala seperti kesemutan, nyeri menjalar, atau kebas pada bagian tubuh tertentu, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Penanganan sejak dini bisa mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan.

Dengan menjaga gaya hidup aktif dan postur tubuh yang baik, kamu bisa melindungi dirimu dari risiko saraf terjepit, apa pun usiamu.

By admin